Hari ini, di batas sebuah penantian
kusadari bahwa masa itu telah berakhir. Harapan kini seperti kertas yang terbakar
hangus menjadi debu hilang diterbangkan angin lemah. Kesia-siaan itu mengiringi hidupku
yang lama menghuni pojok diskon sebuah toko berhiaskan jaring laba-laba di sudut
ruangnya. Tidak mengerti apa yang harus kulakukan, nyatanya hasratku terlanjur
menghilang di tengah lautan, lelah terombang-ambing ombak ketidakpastian. Tidak ada lagi harapan seiring keajaiban yang juga
enggan menghampiri. Hidupku seketika buntu, pijakan didepanku tertutup kabut tebal yang kuat mengkokoh menjadi benteng yang tak mampu
lagi kutembus. Ingin menangis, tapi air mataku pun sudah seperti sampah. Begitu tak
berharga tapi terlalu pecundang untuk melenyapkan diriku dari hidup yang
masih menghembuskan nafasnya.
No comments:
Post a Comment